Header AD

header ads

Allah! Aku Bersyukur dengan Turunnya TentaraMu

Image Google

ERAUMMAT.COM - Duhai Allah, Syukurku Atas Turunnya Tentaramu Melebihi Rangkaian Kata di  bawah Ini. Saudaraku, kalaulah kalian membaca tulisan ini. Ini adalah sebuah catatan dari sebuah pemikiran. Sebuah cara untuk membangkitkan harapan. Sebuah ikhtiyar untuk mengajak masing-masing diri kita untuk berfikir.

Saudaraku, ketika mendengar adanya virus ini dan maraknya quotes-quotes tentang kemungkinan muslimin tak terjangkit karena seringnya kita berwudhu. Melatar belakangi sebuah fikiran yang saat itu menjadi candaan pada obrolan dengan teman. Kurang lebih beginilah kalimat yang terucap “yang terjangkit virus adalah orang yang tidak menjaga shalatnya.” Namun, ketika virus ini kini pun menempel pada tubuh muslimin dengan izin Allah. Kalimat canda tadi menjadi penyesalan lisan karena pernah mengucapnya. Ketika itu karena kami yang sungguh pendek akalnya, tak lebih dalam menelaah hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam;




Dari Suhaib, dia berkata : Rosulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Dan hal ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR.Muslim, no. 2999).

Saudaraku, sungguh Allah sangat menyayangi hambaNya. Kalimat penyejuk dari gurunda Budi Ashari, Lc mematahkan kalimat yang menjadi sesal. Beliau berkata bahwa muslim yang tertimpa virus ini pun, keadaan itu baik baginya. Allahu Akbar!

Kalaulah kita bukan orang yang tertimpa virus ini, atau tak ada satu pun keluarga kita yang terkena virus ini dan daerah kita bukanlah daerah redzone. Mudah-mudahan tidak menumpulkan kepekaan kita untuk sejenak berfikir dan ikut merasakan bagaimana sedihnya, bagaimana berjuangnya, dan bagaimana kalutnya seorang muslim yang mendapati tubuhnya tertempel virus ini.

Saudaraku, miris rasanya ketika diri ini masih mendapati pribadi-pribadi yang tak tersentuh hatinya, untuk melaksanakan semua himbauan yang bertujuan menekan penyebaran virus ini. Sementara, ada orang-orang yang mengerahkan semua yang dimiliki. Harta, tenaga, fikiran demi menekan penyebaran virus ini. Demi memikirkan kita semua.

Saudaraku, masih tak tergerakkah hati kita?
Bila itu tak menggerakkan hati kita. Izinkan penulis untuk mengajak kita semua merubah cara berfikir kita. Bukankah dengan adanya virus ini kita harus mau tinggal didalam rumah, membersamai keluarga kita. Yang beberapa dekade, rumah menjadi tempat transit, hanya menjadi tempat tidur saja?. Sering kita acuh pada keadaan rumah kita?

Bukankah keadaan ini melatih kita untuk meremajakan hubungan keluarga kita?.
Bukankah dengan adanya virus ini, kita dipaksa untuk menjadi guru bagi anak-anak kita?. Yang beberapa dekade, kita menyerahkan pendidikan pada tenaga pendidik seutuhnya. Sudah begitu, ketika kita merasa anak kita tak sesuai ekspektasi kita, bukannya kita mengoreksi diri kita, kita menyalahkan dan mengadukan tenaga pendidik tersebut.

Bukankah dengan adanya virus ini, kita dapat menumbuhkan kepekaan kita terhadap saudara-saudara kita di wilayah minoritas muslim? Kita sejenak mencicipi apa yang mereka rasakan, tertekan oleh musuh di wilayah sendiri. Meski begitu, mereka tetap kirimkan do’a untuk kita. Mereka tengadahkan tangan-tangan mereka berharap Allah melindungi semua diri kita. Tentu kita menginginkan Allah segera mengangkat wabah ini. Namun, apa yang akan terjadi di masa depan setelah tentara ini diminta Allah untuk mundur. 

Apakah angka perceraian yang melonjak naik ataukah tingkat keharmonisan keluarga yang naik? Apakah semakin lebar kesenjangan sosial ataukah meratanya kesejahteraan rakyat? Allah, bila tentaramu ini memaksa kami untuk menumbuhkan kebaikan-kebaikan pada dunia yang sakit. Bila tentaramu ini memaksa kami untuk kembali mendekat padamu selangkah demi selangkah. 

Bila tentaramu ini adalah bagian skenario terbaikmu untuk memaksa kami mempererat ukhuwah kami. Maka, secuil kesadaran yang tergambar pada perilaku kami, mudah-mudahan tercatat sebagai rasa syukur. Saudaraku, mari kita maksimalkan ikhtiar kita dan yakinlah bahwa ada hikmah besar dibalik turunnya tentara Allah ini.

06 Sya’ban 1441 H, 08.49 WIB
El Kamil


Allah! Aku Bersyukur dengan Turunnya TentaraMu Allah! Aku Bersyukur dengan Turunnya TentaraMu Reviewed by ERA UMAT on 5:34 AM Rating: 5

No comments

Post AD

home ads